BERITA SOSIAL & BUDAYA
TRADISI LEMPAR UANG KOIN MERIAHKAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW DI DESA BANJAREJO

Acara perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan
terlebih awal sebelum tanggal yang diterapkan di kalender karena sekaligus dengan acara rutinan malam jumat legi, yang memang sudah menjadi kegiatan
keagamaan rutin di desa tersebut. Momen spesial ini dirangkai khusus, agar
perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus dapat digelar bersama kegiatan
rutin yang selalu dilaksanakan oleh warga.
Salah satu momen paling dinantikan adalah lempar uang kepada
anak-anak yang dilakukan saat mahalul qiyam, sebuah prosesi berdiri dalam
rangkaian pembacaan sholawat sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad
SAW. Saat mahalul qiyam berlangsung, suasana semakin khusyuk dengan lantunan
sholawat yang menggema diseluruh tempat acara. Di tengan prosesi yang sakral
ini, para panitia mulai melemparkan uang kepada anak-anak yang telah berkumpul
ditengah-tengah warga. Anak-anak dengan penuh semangat berebut mengumpulkan
uang yang dilempar menciptakan suasana penuh kegembiraan di antara lantunan
sholawat. Bahkan ibu-ibu yang terkena lemparan uang tersebut juga ikut
mengumpulkan uangnya.
Tradisi melempar uang sambil mahalul qiyam ini dilakukan
sejak dahulu dan memiliki makna mendalam “Mahalul qiyam adalam momen penuh
berkah ketika bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. lempar uang menjadi simbol
berbagi rezeki dan kebahagiaan di tengah momen tersebut, terutama untuk
anak-anak,” ujar bapak kalim salah satu imam masjid AL – BAQO’
Warga Desa Banjarejo, baik tua maupun muda, ikut serta dalam
rangkaian acara yang digelar bersamaan dengan rutinan malam Jumat Legi ini.
Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang berbagi, tetapi juga mempererat hubungan
sosial antarwarga, sekaligus menjadi momentum untuk merenungkan kembali teladan
yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Selain lempar uang, rangkaian acara Maulid juga diisi dengan
ceramah agama, pembacaan syair-syair pujian, dan doa bersama. Kehadiran tradisi
lokal seperti ini menjadikan perayaan Maulid di Desa Banjarejo terasa lebih
istimewa, di mana unsur keagamaan berpadu dengan tradisi yang diwariskan
turun-temurun. Acara berlangsung dengan khidmat namun tetap meriah, menciptakan
suasana kebersamaan dan keberkahan yang dirasakan oleh seluruh masyarakat.
(Veni Aprilia)
Komentar
Posting Komentar