BERITA PENDIDIKAN

 

Minim Murid di SDN Banjarejo 1, Orang Tua Lebih Memilih Sekolah Full Day



Kediri – SDN Banjarejo 1 Kecamatan Plemahan, mengalami penurunan jumlah murid yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, sekitar tahun 2016 – sekarang. Salah satu alasan utama adalah perubahan preferensi orang tua yang kini lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka ke Sekolah Dasar Islam (SDI) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Sekolah-sekolah ini dianggap lebih menarik karena menerapkan sistem full day school dan memberikan pendidikan agama lebih intensif, termasuk mengaji, yang dianggap penting oleh banyak keluarga di desa tersebut.

Banyak orang tua merasa bahwa SDI dan MI memberikan paket lengkap pendidikan umum dan agama dalam satu atap, sehingga mereka merasa lebih tenang dan nyaman dengan pilihan tersebut. Selain itu, dengan sistem full day, anak-anak juga lebih terpantau, dan orang tua tidak perlu khawatir soal pengasuhan di siang hari ketika mereka bekerja. Program ini juga dianggap membantu menghemat waktu dan biaya, karena anak-anak bisa mendapatkan pendidikan agama tanpa perlu mengikuti les tambahan di luar sekolah. Bagi sebagian besar keluarga, ini menjadi solusi praktis yang memenuhi kebutuhan akademis dan spiritual anak dalam satu lingkungan belajar.

Namun, Pemerintah Desa Banjarejo tidak tinggal diam. Untuk mengatasi masalah minimnya murid di SDN Banjarejo 1, Kepala Desa Banjarejo, mengeluarkan kebijakan strategis yang cukup kontroversial namun diharapkan efektif. Kebijakan ini menetapkan bahwa anak-anak dari keluarga penerima bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) atau bantuan lainnya, diwajibkan untuk bersekolah di SDN Banjarejo 1. Jika mereka memilih sekolah lain, maka bantuan yang mereka terima akan dicabut. "Kami ingin memastikan bahwa sekolah negeri di desa kami tetap berfungsi dengan baik dan tidak ditinggalkan. Dengan kebijakan ini, diharapkan jumlah siswa SDN Banjarejo 1 akan kembali meningkat dan sekolah ini bisa bertahan serta terus memberikan layanan pendidikan yang berkualitas," kata Kepala Desa bapak Samsuri.

Kebijakan ini tentu menimbulkan beragam tanggapan dari masyarakat. Beberapa orang tua menyambut baik kebijakan ini karena dianggap membantu menjaga kelangsungan sekolah desa. Namun, ada juga yang merasa kurang setuju karena dianggap membatasi pilihan pendidikan bagi keluarga mereka. Meski demikian, Kepala Desa menegaskan bahwa langkah ini diambil demi keberlangsungan sekolah dan agar bantuan yang diberikan pemerintah benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat desa, khususnya dalam mendukung pendidikan.

Sementara itu, pihak SDN Banjarejo 1 juga terus berupaya untuk berinovasi agar tetap menarik bagi orang tua dan anak-anak di desa. Mereka berencana menambah program kegiatan ekstra kurikuler seni dan budaya yang bisa mendukung pengembangan siswa secara menyeluruh. Seperti bermain angklung, pianika, dan harmonika. Dengan kebijakan pemerintah desa dan usaha peningkatan kualitas pendidikan, diharapkan SDN Banjarejo 1 dapat kembali menarik minat orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sana, sehingga sekolah ini bisa terus berkontribusi dalam mencerdaskan generasi muda di Desa Banjarejo. (Veni Aprilia)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERITA POLITIK

BERITA EKONOMI

BERITA EVENT